Mau Punya Banyak Teman Internasional? Ini Tipsnya!
Bergaul dengan teman kuliah dari negara lain di sebuah kampus
internasional memang bukan urusan gampang. Khususnya persoalan
memahami perbedaan budaya, tentu perlu cara tersendiri untuk
mengakalinya. Memang, tidak gampang memperbanyak teman yang bukan dari negara sendiri
saat hidup di negeri orang. Padahal, jika mengikuti beberapa tips dan
trik dari para mahasiswa dan mahasiswi Indonesia di kampus Ritsumeikan
Asia Pacific University (APU), Beppu, Jepang, ternyata semua itu bukan
hal sulit. Simak beberapa tips berdasarkan penuturan mereka berikut
ini:
Jangan malu
Audi Rahmantio, mahasiswa tahun kedua Asia Pacific Manegement (APM)
di Ritsumeikan Asia Pacific University (APU), Beppu, Jepang,
menuturkan, bergaul dengan teman-teman dari negara asing sebetulnya
bukan perkara sulit. Kuncinya, menurut dia, jadikan hal itu seperti
kondisi yang biasa saja sehingga tidak akan pernah malu saat berkenalan
dengan teman baru kita, mulai dari menyapa, bertanya namanya, atau dari
mana asalnya.
"Apabila ada kesamaan hobi atau kesamaan hal yang
disukai, misalnya sama-sama suka sepak bola, animasi atau manga, itu
akan lebih mudah lagi bagi kita untuk mendekatkan diri dengan mereka.
Yang penting, jika merasa easy going dan open mind, bergaul dengan teman-teman asing itu tidaklah sulit," saran Audi.
Pendapat
tersebut diperkuat oleh pengalaman Erica Marcella Dewi, mahasiswi tahun
ketiga di APM bidang studi International Transaction. Erica bilang,
umumnya anak-anak Indonesia kurang terbiasa bergaul dengan orang asing
sehingga kerap membuat diri mereka terkejut ketika berhadapan langsung
atau hidup bersama-sama dengan orang asing di negeri orang.
"Saya
mengerti, karena saya dulu juga begitu sebab ini memang soal kebiasaan.
Kuncinya, ya, jangan malu memulai sebuah obrolan dan banyak berani ngomong. Khususnya
di sini, orang Jepang itu kaku. Mereka punya budaya yang tidak mudah
terbuka dengan orang lain, sementara di sisi lain kita ini malu-malu,
pasti sulit dan enggak ketemu. Untuk itu, harus berani memulai lebih dulu," ujar Erica.
Ikuti aturan main
Masih penuturan Erica, sebagai "orang asing" yang ingin memperbanyak
teman asing, dirinya perlu berkomitmen mengikuti aturan main, baik
yang tertulis maupun tidak dalam pergaulan sehari-hari.
"Khususnya
di Jepang, beban mental kita dilatih untuk kuat, sebab etos kerja
anak-anak Jepang itu tinggi. Jangan gampang sakit hati kalau kita
salah karena tidak mengikuti aturan. Mereka sangat disiplin waktu, maka
kita harus beradaptasi dengan cara mereka mengatur waktu atau membuat
janji. Mereka tak punya toleransi soal melanggar disiplin, itu yang
harus dipahami dan dijadikan pelajaran," ungkap Erica.
Aktif di kegiatan kampus
Healtha Padmanusa atau akrab disapa El, bahkan memiliki tips ringan
untuk bisa dengan mudah bergaul dan memperbanyak teman asing di
kampusnya. Beberapa langkah yang ditempuh mahasiswi tahun kedua APM
bidang International Management ini adalah masuk dalam sebuah
kegiatan.
Kebetulan, lanjut El, saat ini dirinya menjadi salah satu leader di multicultural camp yang diadakan oleh student office di APU. Selain dia, ada sekitar 18 mahasiswa/mahasiswi dari 8 negara berbeda di kegiatan ini.
"Bergaul
itu bisa dimulai dari bertukar pikiran dengan mereka. Kami membuat dan
merencanakan event. Event ini dibuka bagi seluruh mahasiswa undergraduate di APU, sehingga dari camp ini,
selain bisa bekerja sama dengan anak internasional, kita juga bisa
mencari teman sebanyak-banyaknya. Plus, akan terbiasa dengan pemikiran
yang fleksibel dan open-minded," ujarnya.
Namun, lanjut El, kita perlu untuk bisa mem-balance hubungan antara kita dan orang Indonesia serta international students. Rajin
bergiat di kegiatan kemahasiswaan APU, menurut dia, adalah kesempatan
emas untuk menantang diri sendiri di kancah international.
"Jadi, sayang banget kalau kita hanya bergaul dengan orang Indonesia," ujarnya.
Bekerja sambilan
Bukan hanya bisa menambah penghasilan untuk meringankan beban ekonomi orang tua, bekerja sambilan (part timer)
dalam berbagai bentuknya ternyata bisa dimanfaatkan untuk membuka
pergaulan dengan banyak teman asing. Begitulah kira-kira pengakuan
Aisyah Tri Astari, mahasiswai tahun keempat APM bidang studi pemasaran.
Selain bekerja sebagai LA (Library Assistant) di kampus APU, ia juga
mengaku sering mengikuti exchange event dengan mahasiswa atau mahasiswi asal Jepang.
"Di
situ saya bertemu dengan banyak teman asing. Dengan begitu, kami bisa
memulai sebuah kerjasama dan bergembira bersama. Jadi, dengan
memperbanyak mengikuti exchange event bukan hanya mendapat
penghasilan tambahan, namun juga menambah teman, ilmu, dan mengasah
karakter saya," ujar mahasiswi yang akrab disapa Ai ini.
source: Kompas.com